GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANDI MAKKASAU PAREPARE

Petrus Taliabo

Abstract


Benign Prostate Hyperplasia (BPH) merupakan penyakit prostat yang paling tinggi didapat pada pria yang berusia lebih dari 50 tahun serta merupakan penyakit tersering kedua di Poli urologi di Indonesia setelah Batu Saluran Kemih (BSK) dan tingkat prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. Mengetahui gambaran karakteristik Pasien BPH di RSUD Andi Makkasau Kota Parepare tahun 2021. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang melibatkan 31 data rekam medik pasien. Dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif maka teknik pengambilan sampel menggunakan Checklist. Cara pengumpulan data pada penelitian ini adalah Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. Hasil penelitian didapatkan hasil bahwa kejadian BPH lebih banyak dialami pada rentang usia ≥ 50 tahun (96,78%.) dan pada rentang usia terrendah < 50 tahun (3,22%), BPH juga cenderung dialami oleh responden yang berjenis kelamin perempuan (55,0%) dibandingkan laki-laki (45,0%), responden yang merokok hanya sebanyak (32,5%) jika dibandingkan dengan responden yang tidak merokok sebanyak (67,5%) dan responden mengalami kecemasan ringan dengan skor <21 (82,5%) dibandingkan dengan responden yang mengalami kecemasan berat dengan skor ≥21 (17,5%). Penelitian ini menjadi salah satu informasi tentang Gambaran Karakteristik Benign Prostatic Hyperplasi sebagai acuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dan pencegahan terhadap kasus BPH.

Kata Kunci: Benign Prostatic Hyperplasia, Karakteristik Benign Postatic Hyperplasia.

ABSTRACT
Benign Prostate Hyperplasia (BPH) is the most common prostate disease found in men over 50 years of age and is the second most common disease in urology clinics in Indonesia after Urinary Tract Stones (BSK) and the prevalence rate increases with age. Understand the characteristics of BPH patients at Andi Makkasau Hospital, Parepare City in 2021. The research design used in this study was a quantitative descriptive approach involving 31 patient medical record data. By using a quantitative descriptive approach, the sampling technique uses a checklist. The method of collecting data in this research is univariate analysis. The results of the research showed that the incidence of BPH was more common in the age range ≥ 50 years (96.78%). And in the lowest age range < 50 years (3.22%), BPH also tended to be experienced by female respondents (55 .0%) compared to men (45.0%), respondents who smoked only as much as (32.5%) compared to respondents who did not smoke as much as (67.5%) and respondents experienced mild anxiety with a score <21 ( 82.5%) compared to respondents who experienced severe anxiety with a score of ≥21 (17.5%). This research provides information about the characteristics of Benign Prostatic Hyperplasia as a reference for improving health services and preventing BPH cases.

Keywords: Benign Prostatic Hyperplasia, Characteristics of Benign Prostatic Hyperplasia.


Keywords


Benign Prostatic Hyperplasia, Karakteristik Benign Postatic Hyperplasia

References


(IAUI), I. A. (2015). Guideline Penalataksanaan Infeksi Saluran Kemih dan Genetalia Pria. Ikata Ahli Urologi Indonesia, edisi 2.

Bray F, F. J. (2018). Estimates of Incidence and mortality Worldwide for 36 cancers in 185 Countries. Global Cancer Observatory Statistic, 394424.

Corwin, E. (2015). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Dibello, J. R. (2016). Prevalence of Metabolic Syndrome an Its Components among Men With and Without Clinical Benign Prostatic Hyperplasia. BJU International, 117.

Dinas Kesehatan Sulsel, 2. (2020). Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2020. Makassar: Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan.

Duarsa, G. W. (2020). Luts, Prostatitis, Bph, Dan Kanker Prostat. Airlangga University Press.

Eko Prabowo, d. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan Edisi 1 Buku Ajar. Yogyakarta: Nuha Medika.

Hardani, S. M. (2020). Metode Penelitian Kualilatif & Kuantitatif. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu Group.

Harmilah. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Perkemihan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Haryanto, H. (2016). Disfungsi Ereksi Pada Penderita Benign Prostate Hyperplasia (BPH). Penelitian , 1907-0357.

Hidayat, A. (2017). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data . Jakarta: Salemba Medika.

Jufriady Ismy, S. S. (2020). Kolerasi Volume Prostat Terhadap Derajat Lower Urinary Tract Symptoms. Intisari Sains Medis.

Kapoor, A. (2014). Benign prostatic hyperplasia (bph) management in the primary care setting. The Canadian Journal of Urology, 19(1).

Kelana Kusuma Dharma. (2015). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.

Kementerian Kesehatan RI, 2. (2020). Kementerian Kesehatan RI. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI, 2. (2021). Profil Kesehatan Indonesia 2020. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Ketut Swarjana, S. M. (2022). Konsep Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Persepsi, Stres, Kecemasan, Nyeri, Dukungan Sosial, Kepatuhan, Motivasi, Kepuasan, Pandemi Covid-19, Akses Layanan Kesehatan-Lengkap Dengan Konsep Teori, Cara Mengukur Variabel, dan Contoh Kuesioner. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Kurniawan, A. &. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif 1st. Yogyakarta.

Mochta, R. (2015). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Mulyadi, H. T. (2020). Prevalensi Hiperplasi Prostat Secara Histopatologi di Laboratorium Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong . Muhammadiyah Journal of Geriatric, 12.

Notoatmodjo, P. D. (2017). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Nuari, N. A. (2017). Gangguan pada Sistem Perkemihan dan Penatalaksanaan Keperawatan. Yogyakarta: Deepublisher.

Prabowo dkk. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem Perkemihan Edisi 1 Buku Ajar. Yogyakarta: Nuhamedika.

Purnomo BB. (2016). Dasar-dasar Urologi. Malang.

Riskesdas. (2018, Agustus 20). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI. Jurnal umj, 2721-6837. Diambil kembali dari Riskesdas:https://depkes.go.id//resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_2018/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf.

Saputra. (2016). Kejadian Batu Saluran Kemih pada pasien Benign Prostate Hyperplasia. RSUP Dr. Kariadi Semarang.

Sjamsuhidajat, d. (2012). Buku Ajar Ilmu Bedh Samsuhidajat-De Jong. Edisi ke-3. Jakarta: EGC.

Smeltzer, S. &. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC.

Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta .

Ventura. (2013). Novel Drug Target For the Pharmacology of benign hyperplasia. Britist Journal Of Pharmacology, 891-907.

Wells et al, D. J. (2015). Pharmacotherapy Handbook. McGraw-Hill Education Companies, Ninth Edit.

Wijaya, A. d. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika.

Yuliaw, A. (2017). Hubungan Karakteristik Individu Dengan Kualitas Hidup Dimensi Fisik.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.